Guru sastra harus coba ini. Menulis puisi yang inspirasinya diambil dari konflik dalam cerpen! Ini bisa mengatasi kesulitan murid yang sering bilang bahwa menulis puisi itu susah.
Saya coba ini bersama murid kelas 10. Dari buku Cerpen Kompas Pilihan 2009, murid diminta untuk memilih satu cerpen. Bebaskan murid untuk memilih konflik apa yang akan diambil. Setelah itu, ajak murid untuk memilih satu tokoh yang bisa dipakai sudut pandangnya untuk berpuisi. Saya katakan: Jadilah tokoh itu, lalu buatlah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan hatinya.
Di sini guru bisa selipkan dengan ujian pemahaman unsur puisi. Dalam rubrik penilaian, sebutkan detil penilaian seperti kehadiran unsur majas, imaji, diksi, dan tipografi. Nilai yang lebih besar akan diberikan untuk murid yang bisa menggunakan 3 jenis majas, misalnya. Diksi yang variatif dan simbolis juga akan dapat nilai yang lebih besar, misalnya. Ini penting untuk memudahkan guru juga saat menilai karya sastra yang sangat beraneka rupa hasilnya.
Ini satu contoh karya murid saya: Alifa Nabila (10A, 2014). Sebuah puisi yang terinspirasi dari cerpen “Pada Suatu Hari Ada Ibu dan Radian”. Mengagumkan.