Reading Response Cerpen: Mengomentari Pekerjaan Pelawak

Sudah pernah membaca cerpen “Klown dengan Lelaki Berkaki Satu” karya Ratna Indraswari Ibrahim? Saya dan murid-murid kelas 11 membaca cerpen itu di kelas analisis sastra. Cerpen yang diambil dari buku Cerpen Pilihan Kompas 2010 ini memang kami jadikan bahan bacaan, untuk kemudian ditanggapi oleh murid dalam pandangan remaja.

Cerpen itu bercerita tentang tokoh bernama Pak Klown dan dunia melawaknya. Sebuah kisah yang terasa menyedihkan, betapa pelawak seringkali dianggap lelucon bahkan ketika di luar panggung dan tidak sedang berakting. Saya coba lemparkan tanya: Seringkah kamu menonton acara lawak? Siapa pelawak yang kalian suka? Kenal Srimulat? Bagaimana bentuk lawak sekarang ini? Stand up comedy? Gampang atau susah sih melawak itu? Kemudian saya mengajak murid untuk membaca satu kutipan cerpen itu.

Aku tahu, aku tidak bisa dibanggakan seperti bapak teman mereka, apalagi peranku dalam dunia lawak sering sebagai pembantu yang di pundaknya selalu ada lap dan kelihatan dungu! Penonton ingin melihatku seperti itu di luar panggung, kalau tidak aneh kan? Seperti mencabik-cabik mimpi mereka, kau tahu suatu kali anakku membersihkan kamar di kosnya, anakku menaruh lap di pundaknya, dan seorang temannya yang masuk ke kamar itu nyeletuk, ‘Doni, kamu setolol pelawak itu (dia menyebut namaku).’

Setelah itu, saya minta murid menyatakan pendapatnya:

“Jika kamu menjadi Doni, jawaban apa yang akan kamu berikan pada temanmu itu?”

Ada beragam jawaban muncul. Berikut ini adalah salah satunya yang sangat menarik perhatian saya.

photo

…Dan seberani itu. Siapa yang berani berada di antara banyak penonton dan harus menyenangkan semuanya? Tuhan saja tidak bisa menyenangkan semua pihak; aku bicara tentang setan. Menjadi pelawak itu harus berpikir bagaimana menciptakan lelucon sembari memastikan semuanya senang. Para penonton dengan profesi beragam itu berdatangan untuk membeli satu: kebahagiaan dan tawa. Tolol? Oh, aku setuju denganmu. Siapa yang cukup tolol mau bersaing dengan Tuhan selain badut itu. Bapakku.                      (Koen Irina Putri, kelas 11, 2015)

One thought on “Reading Response Cerpen: Mengomentari Pekerjaan Pelawak”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.