27 Juni 2020
Sebetulnya enak, selama masa Two Weeks Wait (TWW) yang kedua ini, jatuh pas di bulan Juni, masa liburan sekolah. Aku benar-benar bisa bed rest. Kalau pun bangun, ya cuma muter-muter di rumah aja karena toh juga masih pandemi covid. Pokoknya hari-hariku diisi makan, minum obat, tidur, santai.
Tapi dua hari ini aku mules. Pinggang belakang pegal. Rasanya kayak PMS. Mau dibawa berpikir positif juga susah. Bukan apa-apa, tubuhnya kenapa kasih sinyal seolah mau mens begini. Kalau menurut kalendar sih, memang ini sudah tanggal harusnya mens. Mana ada sisa crinone krem kecoklatan di celana, aku jadi takut, lalu segera kabari dokter. Dr Wisnu meresepkan duvadilan dan minta aku benar-benar bed rest.
Tadinya aku mau sok kuat, nggak mau bilang ke Heru. Tapi akhirnya aku tetap kasih tahu dia. Supaya kami berdua siap jika terjadi sesuatu yang nggak kami mau.
30 Juni 2020
Gejala kayak PMS itu rupanya hanya terjadi dua hari aja. Setelahnya aku merasa lebih enak. Aku mencoba nggak mau pikirin. Yang penting adalah hari ini: tes darah Beta HCG.
Begitu sampai Morula, Heru sepakat mau aku pakai kursi roda. Entah, agak takut kenapa-kenapa aja. Lagian aku kepikiran lucu, aku belum pernah coba rasanya naik kursi roda. Hehe. Eeh, ternyata malah ada kejadian ngeri-ngeri kocak. Jadi kami masuk lift nomor 4. Isinya cuma aku dan Heru. Sampai di lantai 7, lift itu berhenti. Pintunya nggak mau terbuka. Aku seketika takut karena langsung kepikiran film-film action Hollywood gitu. Kejebak di lift! Heru lalu pencet tombol pertolongan. Lalu komunikasi tektok deh dengan operator yang katanya memantau kondisi kami lewat cctv. Duh, rasanya lumayan lama juga. Ternyata 5 menitan. Pintu kemudian dibuka satpam. Kami pun keluar. Eh, pas banget ada dr. Wisnu di depan pintu, mau turun tapi nggak jadi karena lihat aku didorong pakai kursi roda. Dia ngomong cepat, “Ini kenapa? Ini kenapa?” Nunjuk aku dan matanya nanya ke Heru. “Liftnya, Dok. Kejebak.” “Tapi ini kenapa?” si dokter masih mengejar. Rupanya dia khawatir melihat aku pakai kursi roda, dikira kenapa-kenapa. Kujawab, “Enggak dok, takut capek aja.” “Tapi kenapa pakai kursi roda? Ya udah, masuk aja. Oh, jadwal cek darah ya hari ini?” Akhirnya malah dr. Wisnu bukakan pintu Morula buat kami dan kami pun langsung ke arah lab. Hehe, ajaib banget pengalaman hari ini.
Ambil darah kali ini agak sakit. Mungkin karena sudah lama nggak diambil darah. Agak geliyengan juga karena kurang minum. Dua tabung diambil, lalu sudah. Heru urus biaya hari itu, habis Rp.624.000. Lalu aku kembali naik kursi roda dan berharap ada kabar baik sore nanti.
1 Juli 2020
Kemarin malam hasil cek darah sudah keluar, katanya positif! Anehnya aku dan Heru cuma pelukan, senang, tapi nggak kegirangan. Heru sih yang paling sering ingatkan aku, ini baru awal, masih panjang masa merawatnya. Jadi kamu harus hati-hati, jangan terlalu terbawa senang.
Semalam dr. Wisnu juga meminta hari ini kontrol. Aku di-USG transvaginal lagi untuk lihat kondisi janin bagaimana. Dan ternyata memang belum terlihat jelas banget ada sesuatu. Aku diminta banyak istirahat dulu dan diberi obat penguat kandungan, juga obat-obatan dan vitamin Folamil Gold. Ada juga obat suntik yang harus digunakan per dua hari sekali, juga masih terus pakai Crinone.
Dokter mulai ingatkan aku untuk pantang makanan mentah (sayur mentah, sushi, rare steak, kerang, dll). Nggak boleh banget makan mi instan, juga mi kering (bihun, kwetiaw, dll). Hindari makanan yang bisa bikin gas perut biar nggak mual (nanas, anggur, nangka, kol, labu, terong, dll). Pokoknya selalu makan sehat, perbanyak ikan. Ohya, dilarang juga berhubungan badan selama 5 bulan ke depan. Si dokter lalu becandain Heru, sabar-sabar aja ya puasa. :))
Heru urus biaya hari itu, untuk konsul-suntik-obat-obatan habis Rp 2,2 juta. Sementara dokter ingatkan aku untuk kembali kontrol minggu depan. Hap hap! Harus semangat!
8 Juli 2020
Sejak kunjungan terakhir itu, aku harus suntik obat penguat di pantat, dua hari sekali selama enam kali. Karena Heru nggak bisa, maka kami minta bantuan bidan dari klinik dekat rumah. Kalau mau pakai jasa suster dari Morula juga bisa, tapi harganya lebih mahal. Rasanya abis suntik itu pegal, karena cairan obatnya itu kental. Disuntiknya juga di otot pantat kan ya, jadi efeknya gitu, pegal. Tidur harus miring biar nyaman.
Hari ini kembali lagi ke Morula untuk cek perkembangan janin. USG masih lewat vaginal. Kata dokter Wisnu, hari ini kita lihat apakah kantung plasenta sudah terbentuk atau belum. Yang terlihat di layar itu kayak ada bulatan kecil dan bulatan gelap di sekitarnya. Bagus katanya. Meski yang dominan terlihat justru multiple myoma yang makin membesar. Kata dokter, wajar si myoma jadi ikut tumbuh seiring janin berkembang, tapi nggak usah dikhawatirkan selama tidak mengganggu.
Menu kali ini aku diberikan suntik ovidrel pen lagi, crinone, obat-obatan juga untuk tujuh hari minum. Heru bayar Rp. 2.700.000. Wah, betulan masih panjang juga perjalanan biaya ke depan. Bismillah, semoga dimudahkan. 🙂
16 Juli 2020
Week 6. Agenda kontrol hari ini adalah cek perkembangan jantung. USG masih transvaginal. Waktu layar terlihat di depan, aku bisa lihat bulatan itu berkedut-kedut. Kata dokter, itu jantungnya sudah berkembang. Ohh, haru banget rasanya. <3
Dokter Wisnu berkali-kali tanya apakah aku ada keluhan, flek, kram, atau apa, tapi kujawab tidak. Alhamdulillah baik-baik aja. Pusing-pusing suka terasa, katanya itu normal, efek samping duphaston. Mual-mual belum terasa, katanya normal juga, karena nanti mual muncul di week 8-12. Jadi sering pipis, katanya bagus, memang tidak boleh ditahan dan harus minum air minimal 2 liter sehari.
Kali ini suntik mulai dilepas. Ramuan obatnya yang diganti. Total Heru selesaikan Rp 1.900.000 di kasir. Ada juga tambahan resep vitamin Cormega, kayak minyak ikan gitu yang diminum seminggu dua kali aja. Heru tebus di luar, harganya Rp 370.000.
Sebelum pulang, dokter Wisnu ajak kami foto bersama, buat diposting di instagram dia. Pihak Morula juga minta izin untuk bisa memposting foto kami di akun sosmed mereka. Okelah. Jadi kurasa ini sudah waktunya aku berkabar ke orang lain juga. Yes, I am pregnant! Doakan aku sehat selalu dan lancar sampai waktunya nanti yaa. 🙂