Sekali lagi, Belajar Menari dari Youtube

Awalnya mau belajar menari Wira Pertiwi adalah karena permintaan. Ada acara Archery Competition di sekolah tengah bulan Februari, dan PIC acaranya meminta saya untuk mengisi pembukaan dengan tarian tradisional. Ya, karena acaranya lomba panah, makanya saya cari tarian yang pakai properti panah. Di Youtube saya nemu video tari Wira Pertiwi ini di link ini: https://www.youtube.com/watch?v=SuMPEAxP9cA. Sekali lihat langsung jatuh cinta. Gerakan srikandi pemanah di video itu bagus banget! Benar-benar menggambarkan seorang wira (pahlawan) yang seorang pertiwi (perempuan) yang tegas, sigap, berani, mengamankan keraton Jawa dari marabahaya. Tari Wira Pertiwi ini adalah tari kreasi Bagong Kussudiardja, dan video yang saya sebut tadi dibuat di Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja Jogjakarta. Pas sudah, video ini saya pakai buat acuan belajar.

Akan tetapiii, acara Archery Competition itu tidak jadi menyiapkan slot pembukaan pakai tarian tradisional. Sedih juga, padahal niat belajarnya sudah kenceng banget, dan sudah jalan dua minggu latihan sendiri di rumah. Step by step saya tiru langkah penari di video itu. Sambil membayang-bayangkan setiap malam sebelum tidur. Sampai akhirnya saya hapal. Again, the power of visual learning. Thanks, Youtube!

Untungnya bulan April ada acara Indonesian Cultural Week, yang kebetulan tahun ini diadakan tanggal 21 April, pas di Hari Kartini. Jadinya saya ajukan saja ke panitia, saya mau ajak guru-guru menarikan Wira Pertiwi ini. Kenapa bukan ajak siswa? Karena untuk siswa, saya ada project lain, ethnic hiphop dance namanya.

Oke, latihan dimulai dan tantangan datang. Tantangan kali ini ada dua. Pertama, ini tarian Jawa yang di mata saya kayaknya susah banget. Ya itu tadi, harus bisa gagah seperti jagoan panah, sekaligus lembut juga seperti perempuan anggun. Benar-benar saya cuma bisa mengandalkan Youtube karena memang tidak ada budget untuk sewa pelatih tari. Sekaligus saya harus mengajarkan gerakan ke guru-guru lainnya. Padahal saya juga baru belajar sebulan sebelumnya.

Tantangan kedua adalah partner nari kali ini adalah ibu-ibu yang awam menari. Tapi buat saya yang penting mereka punya NIAT BELAJAR. Itu pasti bisa mengalahkan segalanya. Ekspektasi dibuat sederhana, yaitu kami semua hapal gerakan dan mengikuti pola lantai yang rapi. Saya yakin pasti bisa! Lagian ternyata proses belajarnya menyenangkan banget. Miss Diona yang guru biologi aktif bertanya dan aktif ngajak berlatih, bahkan beli panah mainan bocah buat properti latihan. Miss Emma yang guru matematika suka pakai hitungan, tidak ragu bertanya dan konfirmasi. Sementara Miss Retno yang guru fisika lebih seru lagi. Dia sangat suka pakai hitungan di setiap gerakan, plus dia orang yang sulit membedakan kanan dan kiri. Kebayang kan, gimana rempongnya kami saat latihan. :))

Rempong berikutnya adalah tentang kostum. Kami semua berkerudung jadi kami akhirnya beli kerudung jaring untuk hiasan kepala. Biar gampang juga ditusuk konde dan hiasan bunga. Sementara kostum, kan itu all size ya, jadinya yaa dipas-pasin dengan beragam ukuran tubuh kami. Yang tinggi seperti Diona jadinya celananya ngatung. Miss Emma juga tinggi, dan dia nggak mau kakinya terlihat, jadinya dia pakai manset. Miss Retno dan saya, hmm kami mengandalkan korset dan slimming suit. :))

Harinya tiba, dan seperti inilah kami bergaya.

photo (5) (Kiri-kanan) Bawah: Miss Emma, Miss Diona. Atas: Miss Retno, saya.

 

DSC_1145

Ini foto saat pentas di hall sekolah. Menurut penonton sih, cakep kelihatannya. 😀

Kalau mau lihat videonya, bisa diklik di sini: wira pertiwi 1

Yang kualitas videonya lebih bagus, waktu menarikan ini di acara wisuda kelas 12 tanggal 23 April. Nah, videonya ada di sini: wira pertiwi 2